Rahim Pengganti

Bab 160 "Gina jadi lebih Sensitif"



Bab 160 "Gina jadi lebih Sensitif"

0Bab 160     
0

Gina jadi lebih sensitif     

"Emang nya Om atta itu pacaran atau memiliki hubungan dengan aja ya. Sayang," tanya Daffa.     

"Aku sih nggak tahu Mas cuman tadi saat aja begitu dekat dengan om atta tiba-tiba saja kami aku deh sama Kak Sekar curiga dengan hubungan mereka. Apalagi setelah Acha dan Om Atha pergi bersama melihat sebuah seminar yang ada ada di daerah Thamrin kemarin."     

"Mana Mas mau lihat postingan yang di bagikan oleh Dewa."     

Gina lalu memberikan handphonenya kepada sang suami dengan sangat jelas di dalam postingan yang dibagikan oleh Dewa tersirat suatu keinginan yang tidak mampu terjadi hal itu membuat Daffa sedikit ingin tertawa karena selama ini diri nya tahu bahwa adiknya tidak mungkin terlihat galau kalau tidak ada hal yang mengusik hati nya.     

"Tapi masa Dewa galau sih Mas kan kemarin dia sendiri yang menolak kehadiran Acha. Sampai kamu tahu kan Mas kalau aja ke Bandung itu kenapa aku sih kalau nggak ingat dia itu adik kamu rasanya pengen aku lempar ke sungai Amazon tahu nggak mas masa dia begitu tega dengan Acha."     

Dafa tertawa melihat istrinya yang begitu Itu kesal dengan sang adik bukan hanya Gina yang menyayangkan sikap dari dewa seperti ini dirinya juga begitu.     

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Ja'far mulai bergerak keduanya bisa lolos dari kebanjiran serta kemacetan yang ada, Gina bisa bernapas lega sungguh saat ini dirinya sangat ingin berada di dalam kamarnya merebahkan punggungnya yang semakin hari semakin cepat lelah.     

"Mas … Mas kenapa ya aku tuh mudah banget capek seluruh badan aku tuh sakit semua apa karena beberapa hari ini aku sering lembur ngerjain tugas kampus ya Mas," ucap Gina.     

"Maka nya tugas kampus itu diselesaikan jauh jauh hari jangan saat kamu udah mau dekat dan udah deadline nya kamu baru ngerjainnya jadi nya kan gini. Mana ada lagi nggak yang belum dikerjain biar mas bantu," ujar Daffa.     

Gina lalu beranjak dari tempat tidur wanita itu mulai bergegas mengambil laptop dan beberapa laporan yang harus ia kerjakan malam ini Gina tidak tanggung tanggung wanita itu langsung memberikan setumpuk laporan membiarkan sang suami yang mengerjakan. Sedangkan diri nya kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur saat ini Gina benar benar sangat lelah dirinya ingin sekali untuk tidur namun, kepalanya kembali pusing tiba tiba saja tak tenggorokan Gina sakit dan hal itu membuat wanita itu segera pergi ke dapur.     

Ternyata saat di dapur wanita itu sibuk membuat teh lemon. Gina mulai mengaduk dan menunggu air hangat yang sudah dia letakkan di dalam panci di atas kompor tidak membutuhkan banyak waktu langsung saja menuangkan beberapa sendok gula dan juga perasan lemon yang tadi diri nya potong. Setelah air yang ada di dalam panci mendidih Gina mulai menuangkan air tersebut dengan sangat hati hati ke dalam cangkir yang sudah dia siapkan.     

Setelah selesai Gina membawa minum tersebut kedalam kamar nya di dalam kamar diri nya bisa melihat dengan serius sang suami sedang mengerjakan beberapa laporan yang harus nya diri nya yang kerjakan.     

"Mas ini hanya untuk kamu di minum dulu ya biar makin semangat," ujar Gina dengan senyum yang begitu mengembang . Setelah mengantar secangkir teh tersebut Gina mulai berjalan menuju tempat tidur nya. Wanita itu meminum teh yang dia buat di atas tempat tidur sembari menatap punggung suami nya yang sedang mengerjakan tugas diri nya.     

"Gimana mas enakan teh yang aku buat aku buatnya pakai cinta lo Mas," ucap Gina dengan senyum yang menggoda. Hal tersebut membuat Dafa lalu menggeser kursi yang dirinya duduki untuk menatap ke arah Gina. Pandangan mata keduanya saling menatap satu dengan yang lain dan Hal itu membuat Gina menjadi salah tingkah Daffa tahu jika saat ini istri nya itu sedang mencoba menundukkan kepala nya supaya tidak menatap diri nya namun, hal itu tidak terjadi karena Dafa sudah berpindah duduk ke arah Gina dan duduk di samping tempat tidur.     

"Kamu mau goda saya terus tugas tugas kamu itu tidak ada yang mengerjakan nya, kamu mau seperti itu," ucap Daffa.     

Gina langsung menggelengkan kepala nya wanita itu lalu mulai memasang wajah biasa biasa saja namun, Daffa tahu bahwa saat ini istri nya itu sedang gugup melihat hal itu membuat Daffa semakin jahil kepada istri nya. Pria itu itu semua makin mendekatkan diri nya ke arah sang istri, lalu mendekatkan wajah mereka. Melihat hal tersebut membuat Gina menjadi gugup namun, hal itu tidak terjadi karena Dafa hanya mengecup dahi istri nya dengan begitu mesra.     

Setelah mengerjai sang istri Dafa lalu beranjak dari tempat tidur dan duduk kembali di meja belajar yang biasa nya ditempati oleh sang istri . Gina yang merasa tidak terjadi hal apapun segera membuka mata nya wanita itu sangat kaget saat tahu bahwa sang suami telah mengerjai diri nya. Gina lalu menarik selimutnya hingga menutupi sampai ke bagian dada Gina mencoba untuk memejamkan mata nya meskipun sangat sulit untuk diri nya melakukan hal tersebut.     

Daffa dengan sangat fokus mengerjakan tugas dari Gina pria itu juga tersenyum sambil mengerjakan tugas tersebut. Hal seperti inilah yang diri nya rindukan selama ini, Dewa tidak pernah meminta bantuan nya untuk dibimbing atau bertanya sesuatu tentang masalah kuliah nya. Padahal Daffa tahu bahwa Dewa sebenarnya ingin bertanya tentang hal tersebut kepada dirinya. Sebelum menjadi anggota TNI Daffa dulu nya adalah mahasiswa kedokteran tingkat 3 dan kembali melanjutkan tes sebagai anggota di saat dirinya akan memasuki tingkat 4. Sejak kecil impian Daffa adalah menjadi seperti ayahnya Hal itulah yang membuat Daffa menjadi seorang TNI seperti sang ayah.     

Pukul 03.00 subuh Daffa sudah menyelesaikan dua laporan yang harus selesai, hari ini juga. Setelah itu, pria itu lalu mulai masuk ke dalam kamar mandi tak membutuhkan banyak waktu, Daffa mulai berjalan ke arah tempat tidur terlihat dengan jelas bahwa istri nya tertidur dengan begitu lelap. Daffa mengecup dahi Gina, dan mulai membawa istri nya ke dalam pelukan nya.     

***     

Pagi hari nya Gina terbangun dari tempat tidur nya wanita itu lalu masuk ke dalam kamar mandi tak membutuhkan banyak waktu Gina segera keluar . dilihat nya jam yang masih menggantung di dinding menunjukkan pukul 06.00 pagi wanita itu lalu keluar menuju dapur sebelum nya Gina melihat ke arah jendela ruang dengan tamu dan membuka gorden tersebut, Gina melirik Abang penjual sayur yang sering mangkal di tempat rumah dinas ini ini saat Gina melihat ternyata benar abang penjual sayur tersebut sudah ada dan berdiri di depan gerobak nya dengan segera Gina masuk ke dalam kamar mengambil cardigan dan dompet nya wanita itu lalu mulai berjalan menuju penjual sayur.     

Saat sampai di depan gerobak seperti biasa ibu ibu Persib lain nya mulai bergosip disana hal yang tidak pernah terlewatkan setiap harinya Gina hanya menyapa mereka lalu sibuk memilih bahan makanan apa yang akan diri nya masak hari ini beberapa Ibu lain nya bertanya mengenai tubuh Gina yang sedikit berisi dan hal itu membuat Gina hanya tersenyum saja meskipun sebenarnya Gina juga mengetahui hal tersebut semua pakaian yang selama ini diri nya pakai sudah mulai tidak bisa terpakai lagi. Namun, dirinya tidak mengambil pusing dengan apa yang diucapkan oleh beberapa Ibu tersebut bahkan tidak ada sedikitpun terlintas di benak Gina mengenai apa apa yang sebenarnya terjadi pada diri nya.     

Setelah selesai berbelanja Gina langsung saja berjalan menuju rumahnya wanita itu terlihat dengan sangat jelas bahwa dirinya sedang kesal dengan apa yang baru saja terjadi Gina lalu masuk ke dalam rumahnya dengan raut wajah cemberut Daffa yang melihat perubahan dari raut wajah sang istri segera mendekati Gina dan bertanya kepada istri nya tersebut ada apa.     

"Kamu kenapa pulang dari luar malahan cemberut seperti ini?" tanya Daffa. Gina tidak menjawab, wanita itu tidak mau membuat suami nya khawatir. Gina hanya menggelengkan kepala nya dan mulai ke arah dapur. Melihat hal itu membuat Daffa segera beranjak dari sana, pria itu menyusul sang istri dan menarik Gina sontak saja ketika Gina berada di dalam pelukan suami nya. Wanita itu menangis dan hal itu semakin membuat Daffa tidak tenang.     

Daffa lalu mengusap kepala Gina membiarkan istri nya itu untuk menangis dan meluapkan semua nya sedangkan diri nya tetap setia menunggu sampai sang istri mau membuka suara nya, hingga setelah hampir beberapa menit Gina mulai menghapus air matanya dan menatap kearah sang suami dengan mata yang sudah bengkak banyak air mata di sudut mata nya dan Hal itu membuat hati Daffa menjerit sakit pria itu sangat tidak suka melihat sang istri menangis . Karena Daffa sudah berjanji kepada ayah mertuanya bahwa diri nya tidak akan pernah membuat sang istri menangis dalam keadaan apapun.     

Dina lalu bertanya kepada suaminya apakah diri nya terlihat sangat berisi sehingga orang orang yang ada di sekitar rumah dinas membicarakan dirinya mendengar hal itu membuat Daffa mengerutkan dahi nya tidak biasa nya istri nya itu mengatakan hal seperti ini Gina adalah orang yang masa bodoh dengan ucapan orang lain namun, Daffa tidak bisa memungkiri bahwa beberapa hari ini perubahan sikap Gina sangat mencolok. Terlebih seperti saat ini isinya itu menanyakan apakah dirinya terlihat lebih berisi atau tidak yang jelas bahwa hal tersebut adalah benar karena memang tubuh Gina saat ini lebih berisi dan montok hal itu terlihat dari kedua bukit kembar milik Gina yang semakin lama semakin besar dan hal itu sangat disukai oleh Daffa.     

Dafa mulai menjelaskan perubahan terhadap tubuh istri nya itu dengan sangat pelan Dafa melakukan hal itu supaya sang istri bisa lebih menerima dan tidak marah karena ucapan yang dirinya mengantarkan.     

"Kamu akan selalu terlihat sangat cantik didepan mata aku , mau seperti apa kamu aku selalu menyukai apapun yang ada di diri kamu jadi please jangan pernah mendengarkan ucapan orang lain karena yang menikah adalah kita berdua. Kamu dan aku adalah satu apapun yang diucapkan di luar sana jangan pernah dimasukkan ke dalam hati karena mereka tidak pernah mengetahui siapa kamu dan aku yang sebenar nya, mereka hanya bisa melihat dari luar saja Padahal aku jujur sangat menyukai kamu yang seperti ini bagiku kamu sangat sangat menggemaskan."     

Siapa wanita yang tidak menyukai hal yang baru saja diucapkan oleh Daffa mendengar hal itu membuat seketika mood Gina menjadi naik hal ini juga membuat Dafa bingung dengan sikap istri nya yang seperti saat ini. Tapi Daffa tidak mau membahas hal tersebut diri nya akan bertanya ketika sang istri mulai terbuka kedua nya saling berpandangan satu dengan yang lain hingga kedua wajah mereka saling berdekatan tanpa jarak sedikitpun. Bibir manis milik Gina sudah dikecup dan dilumat oleh Daffa dengan sangat pelan itu memberikan sensasi yang luar biasa setiap kali diri nya mencumbu sang istri Gina terlena dengan semua permainan yang dilakukan oleh sang suami hingga dirinya mengalungkan tangan nya ke leher Daffa sedangkan Dafa membawa tubuh mungil milik istrinya ke atas meja pria itu mulai melumat dan mencium bibir istri nya lebih dalam lagi.     

Ciuman Daffa beralih ke arah leher tempat yang menjadi favorit nya sebuah nada lolos dari bibir Gina wanita itu segera menutup bibir nya menahan desahan yang keluar. Kancing piyama yang sebelumnya masih terkunci dengan sangat rapi saat ini sudah terbuka dengan lebar Dafa bisa melihat dengan sangat jelas tempat bermainnya yang begitu indah.     

"Mas," desah Gina.     

Mendengar hal itu semakin membuat Dafa melancarkan aksinya Daffa kembali mengecap bibir milik istri nya dan membawa Gina menuju sofa. Saat ini posisi kedua nya adalah Daffa berada di bawah dengan kita duduk di pangkuannya Jangan tanya bagaimana keadaan Gina keduanya sudah hampir nih hingga suara ketukan dari luar membuat kita dan dapat menghentikan kegiatannya.     

Mereka berdua saling menatap satu dengan yang lainnya lalu Dafa menurunkan Gina dari pangkuannya dan segera menuju ke arah jendela yang ada di dekat pintu rumah mereka.     

Mata Daffa melotot dengan sangat tajam ketika melihat siapa yang ada di depan sana, Daffa lalu menatap ke arah istrinya dan mendekati Gina yang masih dengan posisinya saat ini.     

"Ada ibu di depan," ucap Daffa. Mendengar ucapan tersebut membuat Dina langsung masuk kedalam kamar nya dan merapikan dirinya dari luar terdengar suara panggilan dari ibu mertua Gina. Dafa yang sudah selesai dengan pakaian nya segera membukakan pintu rumah tersebut.     

"Lama sekali kalian buka pintu," ucap Dewa dengan raut wajah kesalnya.     

Dafa hanya menatap kesal ke arah sang adik yang bertingkah seolah dirinya melakukan kesalahan yang begitu fatal tak lama keluar dari dalam kamar nya segera menuju ke arah luar dimana sama tua masih berdiri di sana     

"Loh ada ibu, kamu kenapa tidak menyuruh ibu masuk Mas. Ayo bu masuk maaf masih berantakan," ucap Gina dengan perasaan tidak enak.     

"Kamu belum mandi buruan sana mandi ibu mau ngajak kamu pergi ayo nanti kamu juga mandi sana Daffa," titah ibu Sri. Gina urutkan dari nya wanita itu bingung dengan apa yang dimaksud oleh sang ibu mertua Ibu Sri yang tahu bahwa menantu nya itu timbul banyak pertanyaan dan diri nya hanya memberikan senyuman lalu segera meminta kepada Gina dan Dafa untuk bersiap.     

Keduanya segera masuk ke dalam kamar hal seperti ini dimanfaatkan oleh Daffa untuk bisa bermain dengan istri nya di dalam kamar mandi tapi Gina sudah mengingatkan bahwa untuk tidak macam-macam jika suami nya itu masih melakukan hal tersebut maka Gina akan pindah ke rumah sang mertua titik mendapatkan ancaman seperti itu seketika membuat Daffa mengurungkan niat nya pria itu lalu menganggukkan kepala nya mereka berdua mandi bersama tanpa ada adegan yang lainnya yang bisa saja terjadi.     

***     

Selama di perjalanan Gina dan Ibu Sri yang duduk dibelakang sibuk bercerita banyak hal harusnya seorang ibu dan anak sedangkan Dafa hanya menjadi pendengar saja kali ini mobil tersebut dikendarai oleh Dewa itulah yang membuat pria tersebut dari tadi menampilkan raut wajah yang sangat tidak suka nya karena pagi pagi sekali Dewa sudah,     

diminta untuk menemani sang Ibu pergi ke rumah abang dan kakak ipar nya padahal hari ini Dewa ingin pergi ke rumah Acha.     

"Gak usah cemberut gitu, kamu kalau gak ikhlas bilang dari awal."     

Mendengar ucapan tersebut membuat mewah hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah pria itu lalu memaksa tersenyum di depan sang ibu Gina dan Daffa yang melihat hal tersebut hanya bisa menahan tawa mereka, karena jika sudah Ibu Sri yang bertitah maka semua orang akan menuruti apapun keinginan dari wanita itu.     

Dewa hanya bisa pasrah dirinya lalu membawa mobil tersebut ke suatu tempat yang memang diminta oleh Ibu Sri namun sebelum pergi ke tempat tersebut Ibu Sri mengajak anak dan menantunya untuk sarapan lebih dulu. Karena wanita itu tahu bahwa anak dan menantunya itu pasti belum sarapan apalagi tadi dia melihat ada sayuran yang baru dibeli di penjual sayur tak lupa Ibu Sri juga memasukkan sayur tersebut ke dalam lemari pendingin. Sepanjang perjalanan Ibu Sri juga bertanya kepada Gina bagaimana perkembangan tersebut.     

"Kakak ipar kamu udah selesai belum tugas dua laporan yang kemarin disuruh untuk mengerjakan soal nya kan hari ini bakalan dikumpul nanti sore?" tanya Dewa.     

Gina menatap ke arah kaca spion Dafa bisa melihat bahwa istri nya itu sedang menatap ke arah nya. Dafa tahu bahwa Gina ingin bertanya mengenai tugas yang sudah dirinya kerjakan tadi malam lalu Daffa segera memberikan kode kepada istri nya tersebut. Wanita itu tersenyum, saat tahu bahwa semua tugas nya sudah selesai.     

"Udah dong," jawab Gina dengan santai. Dewa yang curiga dengan apa yang terjadi, langsung menatap ke arah Abang nya yang hanya tersembunyi tipis. "The power of suami ini pasti," ucap Dewa.     

Raut wajah Gina yang tersenyum, tadi seketika langsung cemberut dan hal itu membuat Dewa semakin menjahili kakak ipar nya namun, hal itu hal sebentar karena Ibu Sri segera berdeham, dan seketika senyum di bibir Gina kembali terbit.     

***     

Mereka sudah sampai di salah satu tempat makan bubur ayam yang menjadi langganan Ibu Sri dan keluarga saat masuk dalam kedai tersebut mereka langsung disambut dengan sangat ramah. Mang Asep yang menjadi penjual bubur tersebut secara langsung melayani Ibu Sri dan anak serta menantunya. Gina yang sangat suka dengan bubur ayam segera meminta dan memesan beberapa toping untuk bubur yang dirinya makan nanti.     

"Makasih Yang mangasep jangan lupa semuanya pakai kuah tambahan," ucap Ibu Sri.     

"Siap Ibu laksanakan." Mang Asep lalu berjalan ke arah depan di mana gerobaknya berada diri nya segera meminta karyawan nya untuk menyiapkan apa saja yang diinginkan oleh mereka berempat dengan sangat lincah Bang Asep mulai meracik bubur ayam ya akan disantap oleh langganan tetap mereka tersebut. Tak lama bubur yang mereka pesan sudah terhidang di atas meja Gina langsung mengaduk bubur tersebut dan mencampur semua toping yang dia pesan begitu juga dengan ibu Sri serta Dewa yang memang memiliki hobi yang sama dengan sahabat nya tersebut.     

Daffa menatap kaget dengan apa yang dilakukan oleh istri nya pria itu mengira bahwa Gina adalah tim bubur tidak diaduk nyata nya diri nya salah wanita tersebut adalah tim bubur diaduk sama seperti ibu dan juga adik nya.     

"Kenapa makan bubur nya diaduk seperti itu sih nggak enak tahu kan bubur itu nggak usah diaduk biar sensasi nya berbeda," ucap Daffa.     

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh suaminya membuat Gina mengerutkan dahi nya wanita itu lalu menjelaskan bahwa dirinya adalah orang yang menjadi tim bubur diaduk dan setiap makan bubur itu dirinya akan lebih baik diaduk dari pada tidak diaduk seperti apa yang dibicarakan oleh Daffa mendengar hal itu membuat Daffa cemberut Ibu Sri yang melihat hanya menahan tawa karena dari mereka semua hanya Dafa lah yang tidak suka bubur diaduk entah kenapa anak itu sangat tidak menyukai nya pernah suatu ketika Daffa yang sedang sakit harus memakan bubur dan dengan seperti biasa nya Ibu Sri mulai mengaduk bubur tersebut agar tercampur dengan rata namun Daffa menolak anak itu malahan saat itu itu mengatakan bahwa apa yang diberikan oleh ibunya adalah seperti makanan bebek. Sejak saat itulah Daffa menjadi tim bubur yang tidak diaduk baginya kalau bubur yang diaduk seperti makanan hewan atau unggas lain nya.     

Setelah hampir tiga puluh lima menit mereka berada di sana, Daffa segera membayar makanan mereka. Dan kembali melanjutkan perjalanan, menuju kantor sang ayah mertua. Bapak Joyo, meminta istri nya untuk menjemput sang anak dan juga menantu nya itu, karena beliau sangat tahu bahwa Daffa tidak akan pernah mau menginjak kaki nya di kantor tersebut.     

"Ibu ngapain bawa aku sama Gina ke sini?" tanya Daffa. Pria itu sejak tadi hanya diam saja, hingga diri nya melihat jalan tersebut adalah menuju kantor milik ke dua orang tuanya.     

Tidak menjawab wanita itu hanya diam melihat hal tersebut membuat Daffa menarik napasnya panjang sedangkan Gina bingung dengan apa yang saat ini sedang terjadi Ibu Sri tak lupa menggenggam tangan menantunya itu dan mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja. Tiba di depan sebuah bangunan yang sangat tinggi di sana sudah terdapat 2 (dua) orang yang berpakaian sangat rapi dan juga ada Bapak Joyo yang tersenyum menatap mereka saat turun.     

###     

Selamat malam dan terima kasih buat semuanya yang udah baca kisah ini. Doakan aku ya saat ini aku lagi kurang sehat dan ini aku memaksakan diri untuk bisa update supaya kalian semua bisa membaca kisah ini maaf jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan kalian. Jaga kesehatan kalian semua ya bye bye love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.